@article{Helmi_2017, title={Evolusi Antar Species (Leluhur Sama dalam Perspektif Para Penentang)}, volume={9}, url={https://journal.unuha.ac.id/index.php/JTI/article/view/100}, DOI={10.30599/jti.v9i2.100}, abstractNote={<p>Sejarah evolusi telah melewati perjalanan yang panjang. Para saintis dan filsuf  banyak mengalami perdebatan dalam situasi yang kompleks, akan tetapi salah satu masalah inti dari perbedaan pandangan adalah permasalahan peralihan yang diklaim dapat terjadi antar spesies. Begitu banyak ilmuan yang membantah akan hal ini dari sudut pandang kepercayaan maupun dari fakta ilmiah yang dapat dibuktikan. Para penentang ini merupakan ahli Creationisme atau orang-orang yang percaya akan fakta penciptaan. Mereka mengemukakan berbagai alasan mengapa evolusi antar spesies merupakan hal yang mustahil. Diantara penentang adalah Samuel Wilberforce yang merupakan seorang pendeta, Ia mengkritik dan menentang keras The Origin Of Species By Means Of Natural Selection yang mengungkapkan kemungkinan bahwa manusia dan kera memiliki nenek moyang yang sama. Bantahan selanjutnya datang dari ahli Genetika dan  hukum pewarisan sifat yaitu Gregor Mendel. Penemuan Mendel seharusnya menghempaskan teori evolusi Darwin yang dipengaruhi oleh Lamarck kepada krisis yang akut, jika para penerus Darwin tidak segera melakukan revisi untuk membuat penyesuaian. Penentangan yang keras terus berlanjut dari berbagai kalangan dan  ahli sains diantaranya seorang ahli anatomi dan paleontology bernama Georges Cuvier serta seorang cendikiawan muslim Adnan Oktar atau lebih dikenal dengan sebutan  Harun Yahya.</p>}, number={2}, journal={Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences}, author={Helmi, Helmi}, year={2017}, month={Sep.}, pages={83–93} }